Tugas CB. Session 2. Merefleksikan SANG AKU.

Seorang manusia secara utuh di sebut monoism, yang artinya Pikiran(Mind), Jiwa(Soul), Tubuh(Body), dan Perasaan(Heart) adalah satu. Empat dimensi ini mencerminkan kebutuhan dasar “sang aku” (diri kita sendiri), yaitu untuk hidup, kasih sayang, belajar dan bernilai. Untuk itu kita harus memahami empat dimensi ini, dan berusaha mengembangkannya sehingga menjadi manusia yang utuh.

          Tuhan telah memberikan kesempurnaan tubuh saya dari atas sampai bawah tanpa cacat sedikitpun. Saya memiliki dua mata, satu hidung, dia lubang hidung, satu mulut, dua bibir, dua telinga, dua pipi, rambut panjang dan keriting, satu leher, dua tangan, sepuluh jari tangan, sepuluh jari kaki, dua kaki, dan segala macamnya yang membuat saya sempurna oleh anugerahnya.
          
Tetapi kesempurnaan itu bukan hal yang benar-benar mutlak sempurna di mata saya. Seperti wajarnya manusia lainnya, pasti ada hal yang disesalkan dari bagian-bagian tubuhnya, entah kecantikan wajahnya, kulitnya yang kering, kulitnya yang terlalu berminyak, perut membuncit, lengan membesar, paha membesar, bulu halus yang menghinggapi bagian kaki dan tangan (biasanya perempuan) dan berbagai macam keluhan lainnya.

Lalu, saya? Apa yang kadang saya sesali di tubuh saya? Tubuh saya gempal. Itu saja. Dari kecil, saya justru terbilang sangat kurus. Bahkan, sempat ibu saya ditanya, “Kok kakaknya gede adeknya kecil banget bu?”. Kakak saya memang daridulu bertubuh gempal, maka dari itu mungkin sekarang mereka akan sangat kaget melihat saya yang sangat berbeda dari dulu.

Penyesalan di diri saya kadang tumbuh karena “Mengapa dulu saya tidak menjaga porsi makan saya?”, “Mengapa saya suka ngemil disaat saya sedang belajar?”, “Mengapa saya sering menanggapi ajakan orang untuk menambah-menambah-menambah porsi makan saya?”. Saya hanya menggerutu saja jika mengingat hal-hal yang saya lakukan dulu sehingga badan saya menjadi gemuk. Tapi, dibalik itu semua, sejujurnya saya masih bersyukur karena masih diberi Tuhan tubuh yang sempurna, tanpa kekurangan suatu apapun. Seperti yang saya katakan tadi di awal pembicaraan.
          
Sudah kira-kira dua tahun ini saya selalu memikirkan bagaimana cara menguruskan badan saya. Apakah porsi makan diperkecil? Apakah olahraga rutin tiap hari? Apakan saya harus rutin ke fitness center? Apalagi selama libur setelah UN yang membuat saya jarang beraktivitas dan lebih banyak malas-malasan. Saya semakin takut badan saya semakin membesar.
          
Kadang saya merasa tidak suka dan emosi jika ada yang mengejek bagian tubuh saya yang gendut. Kadang saya tidak terima dan sangat sensitive, tapi akhirnya lama kelamaan saya menjadi sedikit kuat dan berlapang dada menerimanya karena memang ini yang sudah saya perbuat, saya yang harus menerima resikonya. Tinggal niat saya yang kuat saja untuk mengubah pola makan dan memperbanyak olahraga supaya badan saya kembali proporsional lagi.
          
Apalagi dengan semangat dan dorongan dari orang tua, saudara, banyak sahabat, teman-teman, dan pacar saya……J, saya menjadi lebih percaya diri menjalankan aktivitas saya dan tidak malu dengan kondisi badan saya yang gendut. Walaupun kadang saya suka merasa iri jika melihat tubuh orang-orang yang proporsional, tapi saya sangat bersyukur akan keadaan yang telah diberikan Tuhan pada saya.
          
Kasih sayang yang berlimpah pun saya dapatkan tanpa perlu melihat saya gendut atau tidak. Saya masih memiliki orang-orang untuk dicintai dan disayangi, dan sebaliknya mereka mencintai dan menyayangi saya. Saya sungguh merasa sangat beruntung karena dibalik kekurangan saya, masih ada orang yang mau menerima untuk menjadi teman, sahabat, bahkan pacar.
          
Saya pun menyimpulkan sekarang bahwa dengan bagian-bagian tubuh yang membuat kita merasa kurang percaya diri dapat menjadi suatu kelebihan yang tidak dimiliki orang lainnya. Kebiasaan saya menulis novel, essay, cerpen, bermain alat musik, menyanyi, mau bekerja keras dan segalanya yang mungkin menjadi potensi saya akan terus saya kembangkan dalam jiwa raga saya. Tanpa perlu takut akan kegemukan yang saya rasakan J
          
Terima kasih Tuhan atas anugerah yang Engkau beri padaku, akan ku jaga baik-baik tubuhku, pikiranku, perasaan, dan jiwaku.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Selalu di balik kelemahan, ada kelebihan.

Posting Komentar